Ingin tahu ulasan mengenai film-film lama hingga yang terbaru? Ingin tahu film-film apa yang wajib ditonton dan yang tidak? Jangan lupa kunjungi Our Cinema Sanctuary, blog berisi review2 film (yg pastinya sudah saya tonton, hehe...). See you there...!!!
Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Wednesday 22 April 2009

Stormy Kartini Day

21 April 2009, ada kejadian seru di ruangan kantor saya. Kemarin sore saat hujan deras belum lama turun, saya sedang konsultasi tentang pekerjaan di ruangan bos. Mungkin kurang tepat sih kalau disebut ruangan, karena dinding pembatasnya hanya berupa kubikal bahan gypsum yg tingginya sedikit lebih rendah dari orang dewasa. Jadi kalau kita berjinjit, bisa kelihatan deh ada apa di balik kubikal itu.

Oke, kembali ke ruangan bos. Ketika sedang asyik-asyik konsultasi, tiba-tiba jendela di ruangan sebelah bergetar hebat. Kemudian...

"Duuaakkk...!!!"

Jendela yg tadinya terkunci di ruangan itu tiba-tiba terbuka lebar, posisinya miring dan tidak wajar. Langsung deh ruangan dipenuhi hembusan angin kencang dan air hujan yg datang dari luar. Kantor saya ada di lantai 8, jadi lumayan kencanglah hembusan angin & hujannya.

Saya buru-buru menghampiri jendela itu dan berusaha menutupnya, dibantu teman saya. Tapi karena engselnya rusak, jadi jendelanya tidak bisa ditutup, malah posisinya semakin parah. Yang kami takutkan waktu itu, jendela itu jatuh menimpa orang di bawah. Hiiiiiiiii...!!!

Sambil menunggu teknisi gedung untuk memperbaiki jendela, kami berusaha menutup jendela dengan cara apapun. Kalau dibiarkan saja, bisa-bisa besoknya satu ruangan diliburkan karena karpet basah dan komputer rusak kena hujan. Karena jendelanya besar, tidak gampang mencari penutup yg cukup, harus waterproof pula. Pilihan pertama, mencoba memakai payung golf yang menjadi suvenir produk kantor saya. Payungnya memang besar banget, tapi kurang efektif menghalangi dera hujan dan angin kencang yg masuk dari jendela.

Akhirnya kami punya ide untuk menggunakan spanduk promosi yang ada di gudang. Ukurannya besar, bahannya terbuat dari bahan Flexi, jadi pasti waterproof. Jadilah kami bahu-membahu memasang spanduk, diikat dengan tali rafia, ditusuk dengan push-pin, kebasahan pula.


Akhirnya teknisi gedung datang dan membetulkan posisi jendela untuk sementara. Karena masih hujan lebat dan sudah terlalu sore, mereka berjanji mau membetulkan jendela besok paginya.

Setelah hujan berhenti, baru sadar kalau di tempat-tempat lain banyak yg sudah tidak utuh (dalam arti sebenarnya). Misalnya, atap salah satu pompa bensin besar di Senen, hancur dan terbang terbawa angin. Salah satu signage bank nasional juga sampai miring. Tenda besar yg ada di halaman rumah sakit di seberang kantor juga rubuh. Dan terakhir, salah satu billboard di atap gedung di daerah Senen, ambruk walaupun masih menggantung di tempatnya.


Tidak cuma properti-properti rusak karena hujan angin, pasti si penghuni tetap kota Jakarta juga tidak mau kalah. Tahu kan siapa si penghuni tetap itu? Betul...: BANJIR...! Saya tidak tahu di tempat lain, tapi yg pasti di depan kantor saya di Senen, genangan air sudah ada yg setinggi lutut orang dewasa. Jadilah macet total!

Di tengah-tengah kemacetan, tiba-tiba ada mobil yg mencoba mengambil jalan memotong, nekat menerjang banjir. Hasilnya...??? Bisa ditebak deh... Knalpotnya sampai tidak kelihatan, cuma terlihat gelembung-gelembung udara yg (seharusnya) keluar dari knalpot. Hhhh... Bakalan masuk bengkel deh tuh mobil...



Monday 20 April 2009

Finally, you can sing it completely...

Sebuah lagu yang kerap dinyanyikan oleh seseorang untuk saya... Biasanya ia hanya bernyanyi sampai Reff bait kedua. Ia tidak mau menyanyikan bait seterusnya karena memang bermakna sedih, dan berharap bagian yang sedih tersebut tidak akan pernah terjadi... Namun sekarang, akhirnya ia bisa menyanyikan lagu tersebut secara penuh...

Thank you so much for those beautiful moments... Which will remain in my memory forever...


"My life is brilliant.
My love is pure.
I saw an angel.
Of that I'm sure.
She smiled at me on the subway.
She was with another man.
But I won't lose no sleep on that,
'Cause I've got a plan.

You're beautiful. You're beautiful.
You're beautiful, it's true.
I saw your face in a crowded place,
And I don't know what to do,
'Cause I'll never be with you.

Yeah, she caught my eye,
As we walked on by.
She could see from my face that I was,
Flying high, [ - video/radio edited version]
And I don't think that I'll see her again,
But we shared a moment that will last till the end.

You're beautiful. You're beautiful.
You're beautiful, it's true.
I saw your face in a crowded place,
And I don't know what to do,
'Cause I'll never be with you.

You're beautiful. You're beautiful.
You're beautiful, it's true.
There must be an angel with a smile on her face,
When she thought up that I should be with you.
But it's time to face the truth,
I will never be with you."

(You’re Beautiful – James Blunt)

Wednesday 1 April 2009

Mereka Memanggilku Malaikat

Judul tulisan ini mirip judul buku karangan Arswendo Atmowiloto, yg berjudul “Dia Memanggilku Malaikat”. Sebuah buku yang dihadiahkan kepada saya dari seseorang yang amat saya sayangi, yang katanya ia juga menganggap saya seperti yang tertulis di buku tersebut, Malaikat.

Meskipun arti Malaikat dalam buku tersebut sebenarnya adalah Malaikat Maut (dan pastinya saya bukan), buku itu berhasil menggeser image saya mengenai malaikat maut. Malaikat maut tersebut digambarkan oleh Arswendo menjadi sangat manusiawi, meskipun tetap tidak bisa merasakan, namun dapat berdialog, berdiskusi, berfikir, dan... baik hati? Saya suka sekali penggambaran malaikat maut Arswendo.

Kembali lagi kepada panggilan Malaikat. Panggilan yang berat? Sudah pasti. Karena definisi Malaikat (setidaknya menurut saya): pelayan Tuhan yang suci, tanpa dosa, berasal dari cahaya, dan selalu patuh terhadap perintah dan laranganNya. Sebuah sebutan yang sangat tidak cocok dengan manusia dari belahan bumi manapun sebenarnya, apalagi saya! Yeah, right...

Namun, semua orang berhak atas persepsi masing2 mengenai malaikat. Seseorang dapat menganggap orang yang dicintainya sebagai malaikat. Orang tua dapat menganggap anaknya malaikat, begitu juga sebaliknya. Cucu terhadap neneknya, seseorang kepada sahabatnya, murid terhadap gurunya, dan sebagainya. Kebanyakan karena orang yang dianggap malaikat tersebut dapat membawa kedamaian, kebahagiaan, kecerahan hati, dan banyak hal positif lainnya. Siapapun dapat menganggap siapapun malaikat. Aku, kamu, mereka, kita semua, dapat menjadi malaikat.

Semoga saya terus bisa menjadi malaikat bagi orang-orang yang saya cintai dan mencintai saya. Namun mohon untuk tetap diingat, I’m Only Human (lagi-lagi judul lagu Jason Mraz), pasti tidak bisa persis seperti malaikat. Jauh banget kaliii... :P. But, thank you very much... Jika sudah menganggap saya seperti itu. Semoga tidak pernah mengecewakan.

Owh... Kembali lagi ke penggambaran malaikat maut yang baik hati... Jadi teringat salah satu film paling romantis yang pernah saya tonton: City of Angels, di mana Nicholas Cage berperan sebagai Seth, malaikat maut yang sangat baik hati, bahkan bisa jatuh cinta. Salah satu soundtrack film itu, Angel (Sarah McLachlan), hhhmmmmmm... Speechless... Silakan dinikmati sendiri ya...

Spend all your time waiting
for that second chance
for a break that would make it okay
there's always some reason
to feel not good enough
and it's hard at the end of the day

I need some distraction
oh beautiful release
memories seep from my veins
let me be empty
oh and weightless and maybe
I'll find some peace tonight

In the arms of the angel
fly away from here
from this dark cold hotel room
and the endlessness that you fear

you are pulled from the wreckage
of your silent reverie
you're in the arms of the angel
may you find some comfort here

So tired of the straight line
and everywhere you turn
there's vultures and thieves at your back
the storm keeps on twisting
you keep on building the lies
that you make up for all that you lack

it don't make no difference
escaping one last time
it's easier to believe

in this sweet madness oh
this glorious sadness
that brings me to my knees

In the arms of the angel
fly away from here
from this dark cold hotel room
and the endlessness that you feel

you are pulled from the wreckage
of your silent reverie
you're in the arms of the angel
may you find some comfort here
you're in the arms of the angel
may you find some comfort here

(Angel - Sarah McLachlan)

Shape Your Body.... (uuughh...!)

Beberapa bulan terakhir, saya dan sekitar 8 orang teman sekantor sedang bergelut dengan aktivitas baru: Fitness!

Motivasi yang muncul bermacam-macam: ada yang sekedar ingin sehat, ingin menurunkan berat badan (kayaknya ini alasan mayoritas, xixi...), ingin membentuk badan (keseluruhan atau sebagian: perut saja, paha saja, pinggang saja).

Kami berkunjung ke gym rata-rata 3x seminggu, biasanya hari Senin, Rabu, dan Jumat, dan selalu sehabis pulang kantor. Oh ya, kami menjadi anggota Oddyseus, Fitness Center di Hotel Aston Atrium. Selain corporate rate-nya lebih murah dibandingkan dengan fitness center lain, lokasinya pun mudah dicapai (di sebelah kantor). Beberapa teman ada yang memilih untuk datang ke gym di pagi hari, sebelum masuk kantor. Tapi buat saya, berat kalau harus bangun lebih pagi, langsung olah raga, lalu ngantor. Kayaknya bakalan nguantuugs...! Lebih enak sepulang kantor, capek nge-gym, berendam di whirpool, lanjut sauna, take a shower, terus pulang, langsung tidur. Enaknyaah...

Di minggu-minggu pertama kami latihan, belum ada perubahan berarti pada tubuh saya. Ups... Ada sih... Tubuh menjadi lebih segar, lebih semangat, lebih sehat. Tapi........ Lingkar-lingkarnya kok belum menurun ya? Mengerti kan, apa yg dimaksud dengan lingkar? Maksudnya: lingkar pinggang, lingkar pinggul, lingkar lengan, lingkar paha, dan lingkar – sensor – hehe... Padahal, salah satu teman saya sudah ada yang berat badannya turun hingga 4 kg dalam waktu yg sama! Waksss...!!! What’s wrong? Ternyataaa... kuncinya ada di... Hiks... Hiks... MAKAN MALAM...! Yes... I have to skip dinner...! Hiks... sediih :(

Tapi karena keinginan agar berat badan turun ternyata lebih besar, saya pun ikut mencoba cara tersebut. Saya mengusahakan tidak makan setelah jam 6 sore. Atau biasanya setelah fitness (laparnyaaaa... parah banget...!), saya hanya makan sebutir apel. Awalnya menyiksa? Pasti. Tapi lama-kelamaan terbiasa juga.

Sekitar 1 minggu lebih menjalani ritual seperti itu, saya mengecek berat badan. Hasilnya? Turun 2 kg! Yaaayyy...!!! Lingkar-lingkar di tubuh juga sudah berbaik hati untuk menjadi semakin mengecil. Sehingga beberapa baju dan celana yang tadinya ketat (kalau gak mau dibilang sempit), kini sudah ada sedikit ruang ketika dipakai.

Walaupun berat, terkadang pertahannya bobol juga melihat makan malam yang menggoda. Well, yang penting harus tetap usaha. Gak boleh patah semangat! Caiyyooo...!