Oke, kembali ke ruangan bos. Ketika sedang asyik-asyik konsultasi, tiba-tiba jendela di ruangan sebelah bergetar hebat. Kemudian...
"Duuaakkk...!!!"
Jendela yg tadinya terkunci di ruangan itu tiba-tiba terbuka lebar, posisinya miring dan tidak wajar. Langsung deh ruangan dipenuhi hembusan angin kencang dan air hujan yg datang dari luar. Kantor saya ada di lantai 8, jadi lumayan kencanglah hembusan angin & hujannya.
Saya buru-buru menghampiri jendela itu dan berusaha menutupnya, dibantu teman saya. Tapi karena engselnya rusak, jadi jendelanya tidak bisa ditutup, malah posisinya semakin parah. Yang kami takutkan waktu itu, jendela itu jatuh menimpa orang di bawah. Hiiiiiiiii...!!!
Sambil menunggu teknisi gedung untuk memperbaiki jendela, kami berusaha menutup jendela dengan cara apapun. Kalau dibiarkan saja, bisa-bisa besoknya satu ruangan diliburkan karena karpet basah dan komputer rusak kena hujan. Karena jendelanya besar, tidak gampang mencari penutup yg cukup, harus waterproof pula. Pilihan pertama, mencoba memakai payung golf yang menjadi suvenir produk kantor saya. Payungnya memang besar banget, tapi kurang efektif menghalangi dera hujan dan angin kencang yg masuk dari jendela.
Akhirnya kami punya ide untuk menggunakan spanduk promosi yang ada di gudang. Ukurannya besar, bahannya terbuat dari bahan Flexi, jadi pasti waterproof. Jadilah kami bahu-membahu memasang spanduk, diikat dengan tali rafia, ditusuk dengan push-pin, kebasahan pula.
Akhirnya teknisi gedung datang dan membetulkan posisi jendela untuk sementara. Karena masih hujan lebat dan sudah terlalu sore, mereka berjanji mau membetulkan jendela besok paginya.
Setelah hujan berhenti, baru sadar kalau di tempat-tempat lain banyak yg sudah tidak utuh (dalam arti sebenarnya). Misalnya, atap salah satu pompa bensin besar di Senen, hancur dan terbang terbawa angin. Salah satu signage bank nasional juga sampai miring. Tenda besar yg ada di halaman rumah sakit di seberang kantor juga rubuh. Dan terakhir, salah satu billboard di atap gedung di daerah Senen, ambruk walaupun masih menggantung di tempatnya.
Tidak cuma properti-properti rusak karena hujan angin, pasti si penghuni tetap kota Jakarta juga tidak mau kalah. Tahu kan siapa si penghuni tetap itu? Betul...: BANJIR...! Saya tidak tahu di tempat lain, tapi yg pasti di depan kantor saya di Senen, genangan air sudah ada yg setinggi lutut orang dewasa. Jadilah macet total!
Di tengah-tengah kemacetan, tiba-tiba ada mobil yg mencoba mengambil jalan memotong, nekat menerjang banjir. Hasilnya...??? Bisa ditebak deh... Knalpotnya sampai tidak kelihatan, cuma terlihat gelembung-gelembung udara yg (seharusnya) keluar dari knalpot. Hhhh... Bakalan masuk bengkel deh tuh mobil...