Berita mengenai kecelakaan maut di Tugu Tani yang terjadi siang tadi, membuat saya terkejut, sedih, miris... Bagaimana tidak? Update terakhir yang saya baca, kecelakaan tersebut memakan korban hingga 9 orang meninggal dunia, serta 3 orang dalam kondisi kritis. :'(
Kronologis singkat yang saya dapat dari Kompas.com, pada pukul 11 siang tadi sebuah mobil Daihatsu Xenia melaju dengan kecepatan tinggi, datang dari arah Gambir menuju ke Tugu Tani. Saat mendekati Tugu Tani, mobil itu oleng kehilangan kendali. Saat hilang kendali, mobil kemudian menabrak 12 orang pejalan kaki yang sedang ada di trotoar. Dicatat ya, mereka bukan sedang menyeberang jalan, namun sedang berada di trotoar.
Saya sontak membayangkan, mimpi apa para korban tewas tersebut hingga mereka menjadi korban? Mereka tidak sedang melanggar peraturan lalu lintas. Mereka cuma sedang berjalan di trotoar seusai dari lapangan futsal, ada juga yang sedang duduk di halte. Santai, tanpa sadar maut datang menghampiri.
Di antara Anda pasti ada yang berfikir, "Itu adalah takdir." Ya betul, saya juga mengakui itu adalah takdir dari Allah SWT. Tapi apakah harus berhenti sampai di situ saja? Karena itu adalah takdir, tidak ada usaha yang bisa kita lakukan bersama?
Apakah Anda tahu? Di Indonesia (berdasarkan laporan dari Kepolisian Republik Indonesia), pada tahun 2010 jumlah kematian akibat kecelakaan telah mencapai 31.234 jiwa, yang artinya dalam setiap 1 jam terdapat 3-4 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di jalan. Kalau Anda tidak tergerak, atau minimal terkejut dengan kenyataan tersebut, saya yakin Anda berbohong. :)
Sekarang saya tanya. Menurut Anda, faktor apa saja yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas? Di antara Anda mungkin ada yang menjawab: karena jalanan yang rusak, rem kendaraan blong, rambu lalu lintas atau marka yang tidak jelas, pengemudi mengantuk, dll. Yup, semua itu adalah jawaban yang benar. Tapi tahukah Anda, alasan-alasan tersebut hanya berkontribusi sebesar 10% terhadap kecelakaan lalu lintas? Ternyata penyebab utama kecelakaan lalu lintas, 90%-nya berasal dari faktor kesalahan manusia itu sendiri! Fakta-fakta tersebut saya dapat dari gerakan "I Wanna Get Home Safely!"
Saya berikan contoh simple ya... Salah satu penyebab kecelakaan adalah karena pengemudi mengebut, melebihi batas kecepatan yang ditentukan. Seringkali juga karena pengemudi melanggar peraturan lalu lintas lainnya, seperti berhenti/parkir di sembarang tempat, menerobos lampu merah, atau menerobos jalur busway (hayooo, banyak kan yang melakukan ini?). Tidak hanya pengemudi mobil atau motor, pejalan kakipun sangat sering melanggar. Yang paling sering: menyeberang di sembarang tempat, padahal di dekat situ ada zebra cross atau jembatan penyeberangan. Sudah jelas bukan, semua itu adalah faktor kesalahan manusia?
Nah, bagaimana dengan kecelakaan karena pecah ban, rem blong, dan sejenisnya? Sekarang, apakah hal tersebut bisa terjadi jika si pemilik kendaraan selalu memeriksa kondisi kendaraannya secara benar dan teratur? Tentu saja bisa terjadi. Tapi lagi-lagi, dengan pemeriksaan dan perawatan secara berkala, kita bisa meminimalkan terjadinya risiko tersebut.
Belum lagi karena hilangnya konsentrasi pengemudi akibat menelefon saat menyetir, tidak sabar, tidak mau mengalah dengan kendaraan lain, emosi......
Memang, kondisi jalan raya (khususnya di Jakarta) saat ini sudah luar biasa "gila". Kenapa gila? Macet di mana-mana, pelanggaran di mana-mana, salip sana, salip sini, dan bisa menjadikan para pengguna jalan bisa ikutan gila.
Tapi maaf, saya tidak mau menjadi bagian dari kondisi yang gila itu. Makanya saya ikut menjadi pendukung gerakan "I Wanna Get Home Safely!" Gerakan tersebut tujuannya simple saja: mengurangi angka kecelakaan lalu lintas, yang upayanya datang dari diri sendiri. Misalnya: berusaha selalu berhati-hati di jalan; mematuhi peraturan lalu lintas; memeriksa kondisi kendaraan sebelum menggunakannya; serta menghargai pengguna jalan lain.
Lagi-lagi mungkin Anda berfikir, "Untuk apa saya berhati-hati, kalau orang lain tetap tidak berhati-hati?" Mungkin saja Anda benar. Mungkin saja Anda tidak mau menjadi satu-satunya orang yang taat peraturan lalu lintas, di kala orang lain melanggarnya. Atau mungkin Anda takut ditertawakan orang, atau takut dimarahi orang lain hanya karena Anda pengendara motor yang berhenti di belakang garis putih ketika berhenti di lampu merah.
Namun apakah Anda pernah bayangkan, bagaimana jadinya jika setiap orang mau berhati-hati di jalan, taat peraturan lalu lintas, mengendarai kendaraan yang kondisinya prima, dan saling memberi jalan kepada pengguna jalan lain? Jika semua orang berlaku seperti itu, apakah Anda bisa bayangkan betapa damai dan teraturnya kondisi jalan yang akan kita lewati?
Jadi, buat apa menyalahkan orang atau pihak lain? Mari bersama-sama benahi diri sendiri dahulu.
Tujuan saya simple saja. Saya hanya ingin pulang ke rumah dengan selamat. Ingin bertemu kembali dengan suami dan orang tua saya tercinta. Saya tidak ingin menjadi korban kecelakaan lalu lintas karena kelalaian orang lain. Apalagi menjadi orang yang lalai, sehingga menyebabkan hilangnya nyawa orang lain.***