Ingin tahu ulasan mengenai film-film lama hingga yang terbaru? Ingin tahu film-film apa yang wajib ditonton dan yang tidak? Jangan lupa kunjungi Our Cinema Sanctuary, blog berisi review2 film (yg pastinya sudah saya tonton, hehe...). See you there...!!!
Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Monday, 2 March 2009

India & Indonesia = Sama Saja?

Saya menonton Slumdog Millionaire pada 19 Januari 2009, bertepatan dengan acara Employee Appreciation Day Adira Insurance di Blitz Megaplex Grand Indonesia, di mana saya menjadi salah satu panitia. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka Ulang Tahun Adira Insurance ke-7 (24 Januari 2009). Acara nonton bareng tersebut dihadiri oleh seluruh karyawan Adira Insurance se-Jabotabek, juga mengundang para media partners Adira Insurance di Jakarta.

Sebelumnya, panitia memilih film Slumdog Millionaire dengan berbagai pertimbangan, yaitu: Pertama, tema film tersebut tidak terlalu "berat" seperti Valkyrie dan tidak terlalu ringan seperti Garfield. Kedua, film tersebut bisa dinikmati semua kalangan dan gender, tidak seperti Bride Wars yg mungkin hanya bisa dinikmati oleh kaum wanita. Ketiga, Slumdog baru saja mendapat piala Golden Globe untuk Best Picture Drama di ajang Academy Award (setelah itu meraih 7 piala Oscar).

Ternyata predikat terbaik itu memang pantas disandang Slumdog. Sinematografi yg apik, cerita yg biasa namun dibuat dengan alur yg luar biasa, hingga musik yang amat menunjang. Sungguh tidak pernah terfikir sebelumnya, sebuah film India dapat disuguhkan dengan cara seperti itu. Yang pasti itu semua karena garapan Danny Boyle, seorang sutradara berkebangsaan Inggris. Karena menurut opini dari beberapa teman, (tidak dengan maksud mendiskreditkan) hampir tidak mungkin seorang sutradara asli India bisa membuat film seperti Slumdog.

Seperti yg sudah diketahui banyak orang, Slumdog Millionaire bercerita mengenai seorang yatim piatu bernama Jamal, bekerja sebagai pembuat teh di sebuah perusahaan telekomunikasi, yg mengikuti acara Who Wants to be a Millionaire di India. Mengapa Jamal bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yg sulit? Motif apakah yg dimiliki Jamal dengan mengikuti acara tersebut? Apakah Jamal berhasil mendapatkan 20 juta Rupees dan menjadi seorang miliarder?

Terdapat hal-hal menarik dalam Slumdog. Yang paling berkesan adalah banyaknya persamaan antara kondisi India yg digambarkan oleh Boyle dengan kondisi di Indonesia. Dimulai dari penggambaran organisasi pengemis yg terkoordinir, daerah slum yg mirip sekali dengan Jakarta, hingga bajaj 4 tak yg kerap terlihat dalam film tersebut.

Satu hal lagi yang tak kalah menarik adalah: adanya Cinderella Syndrome yg melanda masyarakat India, yg juga banyak terjadi di masyarakat Indonesia. Ketika Jamal hanya tinggal menjawab satu pertanyaan terakhir untuk mendapatkan 20 Juta Rupees, seakan-akan perhatian seluruh penduduk di kota Mumbai tersedot ingin menonton acara tersebut. Mereka ingin melihat, apakah seorang pembuat teh (Chai-Wallah, mungkin bisa disamakan dengan OB-Office Boy) dapat menjadi seorang milyarder dalam sekejap. Jamal langsung menjadi idola masyarakat.

Sama seperti yg seringkali kita temukan di Indonesia. Seseorang yg nasibnya "tertindas" selalu mendapat perhatian dan simpati berlebihan dari masyarakat. Jika memang orang tersebut dapat membuktikan bahwa dirinya memang pantas mendapatkan prestasi karena kerja kerasnya, tidak ada masalah. Namun seringkali status dan kedudukannya itu membuat orang seakan-akan buta, tak peduli orang tersebut memiliki potensi atau tidak. Yang penting, orang yg "tertindas" harus selalu diangkat, harus selalu juara, dengan harapan dapat memperbaiki nasibnya. Atau mungkin, para pendukung itu merefleksikan dirinya sendiri sebagai yg tertindas, dan berharap nasibnya seperti tokoh yg dibelanya.

Harapan selalu ada...

12 comments:

  1. yayaya.. ampir sama. sama2 dimulai dengan Ind-. Sama2 kena sindrom cinderella. Sama2 pengen kaya mendadak, secara sama2 negara (agak) miskin..xixixi

    ReplyDelete
  2. Inget waktu zamannya Ferry-AFI gak siy, hahaha...!!!
    Paraah :)

    ReplyDelete
  3. Iri? Sama Ferry AFI? Hahaha...!

    ReplyDelete
  4. Iri sama nonton slumdog....di blitz...stop!! tambah iri nanti

    ReplyDelete
  5. so, next destination: BLITZ...? :P

    ReplyDelete
  6. Kapan? Filmnya apa? hayu hayu ajah

    ReplyDelete
  7. dapet salam dari marcus... hehehe...

    ReplyDelete

Thank you for sharing your thoughts and opinions :)