28 Februari 2009, saya melewatkan malam minggu bersama teman2 SMA, Angki dan Ode. Sebetulnya malam minggu ini sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya, di mana seharusnya Ratu dan Odel juga berencana ikut. Namun tiba2 sehari sebelumnya Ratu mengabarkan dia tidak bisa ikut karena ada keperluan mendesak ("from morning till drop," she said). Sedangkan Odel, tidak ada kabar dari dia. Ditambah lagi ketika kami bertiga menyadari kalau tidak ada satupun di antara kami memiliki nomor kontaknya, selain Yahoo Messenger (yg mana dia sedang tidak online). Duuuuhh... How come? :P Jadilah kami tidak bisa kontak Odel.
Setelah bertemu di meeting point McD Pangkalan Jati (Ode nunggu sampai sempat makan paket cheese burger, maaf ya De...), kami memutuskan untuk pergi ke daerah Sarinah. Seperti biasanya, malam minggu di Sarinah sangat penuh, tapi untung tak lama kami bisa menemukan tempat parkir, meskipun paralel.
Tujuan pertama adalah makan malam, lalu kami bertolak menuju Burger King (yippee...!). Hampir sepanjang malam itu, kami bertiga mengobrol (kalau tidak dikatakan bergosip) mengenai teman2 SMA, masa2 SMA (yg sudah berlalu 10 tahun yg lalu--shoot...), dll. Lebih banyak mungkin saling korek-mengorek kehidupan (percintaan) masing2, haha...! This topic took quite a lot of energy :).
Setelah itu, kami memutuskan untuk menonton Midnight Movie di Djakarta XXI. Ada dua pilihan film malam itu: Push (Chris Evans) dan Seven Pounds (Will Smith). Berdasarkan input dari temannya Angki yg kami temui malam itu dan Ode yang mengatakan bahwa Seven Pounds bagus (oh yes, Ode sudah menonton film itu di DVD, dan bersikeras bahwa dia tidak keberatan menontonnya lagi), kami membeli tiket Seven Pounds.
Perut sudah terisi. Tiket sudah di tangan. Pertunjukan jam 00.05 WIB. Oh gosh, it's still 10 pm! Hmmm... What should we do to spend the time? Akhirnya kami memutuskan untuk membeli kartu remi. Ok, kartu sudah terbeli. Mainnya di mana? Di Ohlala? Di Starbucks? Or..... where?
Akhirnya diputuskan kami akan main di............ ruang tunggu Djakarta XXI, hehe... Shoot... Kursi empuk bermeja yg diincar sudah diisi. Kursi lain yg tersedia tidak representatif untuk main kartu. Kemudian Angki melontarkan ide aneh tapi masuk akal. Ada sebuah pojok yang menjorok dan cukup sepi, bisa digunakan untuk menunggu sambil bermain kartu. Hanya terlapisi karpet, cahaya remang tapi memadai, dan terlindung dari kemungkinan tatapan2 aneh pengunjung lain ataupun tatapan sinis dari security. Ok, it'll work.
Kami bermain Seven Scope (tulisannya bener gak sih: Scope? naah... whatever...). Why Seven Scope? Because we're gonna watch Seven Pounds? What a coincidence. Bermain kartu betul2 membunuh waktu, tidak terasa sudah hampir jam 12. Btw, penayangannya mundur dari jadwal yg seharusnya pukul 00.05, jadi sekitar 00.30 WIB. Ternyata bioskop sekaliber XXI bisa ngaret juga. Film selesai pukul 02.30 WIB. Such a beautiful movie, especially when you watch it with your great friends... :)
Setelah bertemu di meeting point McD Pangkalan Jati (Ode nunggu sampai sempat makan paket cheese burger, maaf ya De...), kami memutuskan untuk pergi ke daerah Sarinah. Seperti biasanya, malam minggu di Sarinah sangat penuh, tapi untung tak lama kami bisa menemukan tempat parkir, meskipun paralel.
Tujuan pertama adalah makan malam, lalu kami bertolak menuju Burger King (yippee...!). Hampir sepanjang malam itu, kami bertiga mengobrol (kalau tidak dikatakan bergosip) mengenai teman2 SMA, masa2 SMA (yg sudah berlalu 10 tahun yg lalu--shoot...), dll. Lebih banyak mungkin saling korek-mengorek kehidupan (percintaan) masing2, haha...! This topic took quite a lot of energy :).
Setelah itu, kami memutuskan untuk menonton Midnight Movie di Djakarta XXI. Ada dua pilihan film malam itu: Push (Chris Evans) dan Seven Pounds (Will Smith). Berdasarkan input dari temannya Angki yg kami temui malam itu dan Ode yang mengatakan bahwa Seven Pounds bagus (oh yes, Ode sudah menonton film itu di DVD, dan bersikeras bahwa dia tidak keberatan menontonnya lagi), kami membeli tiket Seven Pounds.
Perut sudah terisi. Tiket sudah di tangan. Pertunjukan jam 00.05 WIB. Oh gosh, it's still 10 pm! Hmmm... What should we do to spend the time? Akhirnya kami memutuskan untuk membeli kartu remi. Ok, kartu sudah terbeli. Mainnya di mana? Di Ohlala? Di Starbucks? Or..... where?
Akhirnya diputuskan kami akan main di............ ruang tunggu Djakarta XXI, hehe... Shoot... Kursi empuk bermeja yg diincar sudah diisi. Kursi lain yg tersedia tidak representatif untuk main kartu. Kemudian Angki melontarkan ide aneh tapi masuk akal. Ada sebuah pojok yang menjorok dan cukup sepi, bisa digunakan untuk menunggu sambil bermain kartu. Hanya terlapisi karpet, cahaya remang tapi memadai, dan terlindung dari kemungkinan tatapan2 aneh pengunjung lain ataupun tatapan sinis dari security. Ok, it'll work.
Kami bermain Seven Scope (tulisannya bener gak sih: Scope? naah... whatever...). Why Seven Scope? Because we're gonna watch Seven Pounds? What a coincidence. Bermain kartu betul2 membunuh waktu, tidak terasa sudah hampir jam 12. Btw, penayangannya mundur dari jadwal yg seharusnya pukul 00.05, jadi sekitar 00.30 WIB. Ternyata bioskop sekaliber XXI bisa ngaret juga. Film selesai pukul 02.30 WIB. Such a beautiful movie, especially when you watch it with your great friends... :)
Great day guys....let me know if you wanna do it again...
ReplyDeletePasti De, lain kali dengan formasi yg lebih lengkap ya :)
ReplyDeleteHuaaaa seru amat. Sori kaga bisa gabung... Kaga ada poto2nya ya jeng? hiks... kapan ngumpul lagih?!
ReplyDeletePoto2nya di FB Quin... Hehe...
ReplyDeleteIya niy, lain kali ikutan yak, pasti lebih seru :)
hoh? FB? hm... sayah liat dulu. Btw, 7 scope ntu gimana cara mainnya? GUe bisanya cangkulan n 4-1 doang..xixixi :D
ReplyDeleteGampang kok Tu... Tapi seru n cukup agak sedikit kejam, hehe...
ReplyDeletecangkulan & 4-1 juga gak ada masalah :)
Quino...karaoke, wajib hadir :P
ReplyDeleteIya Quin, Ode mau nyanyi di depan kita2 :)
ReplyDeletewaaaahhh welcome mbak sya....ketahuan neh mbak sya suka maen kartu juga...hhehehehh
ReplyDeleteBuwel: Iya, sayang bgt Quinie gak bisa ikut waktu itu... Kartu suka, karaoke juga dihajar lo sama Quinie, hehe...
ReplyDelete