Ingin tahu ulasan mengenai film-film lama hingga yang terbaru? Ingin tahu film-film apa yang wajib ditonton dan yang tidak? Jangan lupa kunjungi Our Cinema Sanctuary, blog berisi review2 film (yg pastinya sudah saya tonton, hehe...). See you there...!!!
Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Wednesday, 29 July 2009

The Story of SIM Keliling...

Wuiiiih... Sudah lama tidak sempat menengok "rumah" Blues ini, karena kerjaan kantor yg menumpuk (dan super mendesak, uuughh...). Sampai di rumah hanya bisa cek FB sebentar, sedikit chat, lalu langsung tertidur pulas dengan suksesnya. Betul-betul minggu yg melelahkan...

Kali ini saya akan membagi pengalaman pertama saya memperpanjang SIM di layanan SIM Keliling. Sebelumnya saya sudah mencari tahu (via Mbah Google) mengenai perpanjangan SIM di SIM Keliling, dari lokasinya, syarat2 yg harus dipenuhi, dll. Hasil yg saya dapat, layanan SIM Keliling itu praktis, cepat, dan mudah. Hanya cukup siapkan KTP dan SIM asli, pulpen, dan tentu biaya untuk ongkos perpanjangannya. Selain itu tidak perlu menunggu terlalu lama, tinggal isi formulir, menunggu sebentar untuk kemudian difoto, dan "tring!" jadilah SIM baru.

Kenyataannya??? AAARRRRGHHHH...!!!
*mohon tunggu sebentar... Saya perlu menenangkan diri dulu sebelum meneruskan...

.........
............
..................

Oke... Pagi ini saya tiba di layanan SIM Keliling depan kantor polisi Taman Makam Pahlawan Kalibata pada pukul 09.00 WIB. Layanan tersebut beroperasi pada pukul 08.00-15.00 WIB. Jadi logikanya, kalau saya tiba pada pukul 9 pagi, sebelum jam makan siang saya sudah bisa sampai di kantor lagi. Sebetulnya saya sudah curiga ketika melihat antrian dan kerumunan orang yg cukup padat di sekitar bus layanan SIM Keliling tersebut. Namun dengan penuh semangat dan optimis, saya tetap berharap logika tersebut akan terwujud.

Saya berjalan menuju loket pendaftaran, lalu memberikan SIM dan KTP asli kepada petugas. Ternyata, mereka juga meminta fotokopi SIM dan KTP tersebut. Saya berjalan menuju tempat fotokopi yg juga sudah disediakan, dan membayar Rp2,000 untuk fotokopi dua dokumen.

Setelah menyerahkan fotokopi, saya diminta mengisi sebuah formulir. Celingak-celinguk, saya menuju meja yg tersedia untuk mengisi formulir. Karena semua kursi di sekeliling meja itu terisi penuh, saya pun harus menulis di meja dengan posisi membungkuk. Tiba-tiba, seorang kakek memberikan kursinya untuk saya. Saya sempat menolak, karena saya merasa kakek itulah yg lebih berhak untuk duduk, karena beliau sudah tua dan kemungkinan besar lebih mudah lelah, dibandingkan saya yg masih kuat berdiri (walaupun dengan sepatu hak, hehe...). Namun kakek itu memaksa, dan saya pun duduk dengan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada si kakek.

Setelah memastikan formulir telah terisi lengkap, saya menyerahkannya kembali kepada petugas. Kata si petugas:

"Nanti Mba kembali untuk foto sekitar jam 1 ya..."

WHAAAATTTT??? Jam 1??? Gak salah Paaak??? Berarti saya harus menunggu 4 jam??? Uuuuughh...!!! Teganyaaa...!!!

Yg mengejutkan lagi, tidak lama setelah saya memberikan formulir, tiba2 ada pengumuman bahwa pendaftaran sudah ditutup! Padahal masih pagi lho! Ternyata para petugas SIM Keliling menetapkan, dalam 1 hari tidak menerima lebih dari 100-120 form perpanjangan SIM. Duuh... Kasihan orang-orang yg datang setelah itu, mereka diminta untuk datang lagi besok pagi.

Sebetulnya saya bisa saja pergi dulu ke tempat lain, misalnya ke Kalibata Mall yg tidak jauh dari situ. Namun dalam hati kecil masih berharap, siapa tahu bisa dipanggil sebelum jam 1 siang. Makanya saya (bersama dengan ratusan orang lainnya) tetap menunggu di sekitar bus SIM Keliling.

Satu jam, dua jam menunggu. Saya memperhatikan orang-orang yg dengan penuh harap dipanggil untuk foto. Ada dua orang kakek yg sedang asyik mengobrol, dari pembicaraannya saya tidak sengaja mendengar bahwa salah satunya sudah menggunakan KTP seumur hidup. Hhhmm... Saya jadi teringat kakek saya sendiri, dia juga sudah menggunakan KTP seumur hidup, dan sekarang dia sudah tidak bisa memperpanjang SIM-nya, karena menurut polisi sudah terlalu berbahaya jika dia masih menyetir sendiri.

Selain dua kakek itu, ada juga perempuan berusia 30-an yg tidak henti-hentinya menerima telefon. Telefon genggamnya berdering hampir setiap 5 menit, dan dia menerimanya dengan berbagai macam nada bicara. Kadang resmi, kadang berbisik2, kadang dengan nada memerintah, kadang merajuk. Di sebelahnya, berdiri seorang pria yg juga sibuk dengan telefon genggamnya, namun bukan digunakan untuk berbicara melainkan untuk bermain game. Lalu ada pria dan wanita yg sepertinya sepasang kekasih. Sang pria berdandan necis, gaya, begitu juga wanitanya. Sang wanita sangat terlihat sewot dan tidak sabar menunggu giliran dipanggil.

Yang paling mengesalkan adalah ketika ada seorang petugas yg masuk ke dalam bus sambil membawa formulir. Tak lama kemudian ia keluar, memberi kode memanggil kepada seseorang, dan berbisik kepada orang itu:

"Langsung masuk aja Pak, langsung foto."

Maksudnya??? Bukannya petugas sudah tidak menerima formulir baru? Lalu kenapa formulir baru itu bisa dibawa masuk, dan orangnya langsung difoto pula? Uuuughhh...!!!

Akhirnya jam 1 pun datang. Tapppiiii.... Saya tetap tidak dipanggil2!!! Keringat sudah mengucur, panas matahari menyengat... Belum lagi aksi rebutan kursi yg jumlahnya tidak memadai dibandingkan dengan orang yg menunggu. Sempat di suatu waktu, SELURUH wanita yg ada di situ BERDIRI! Tidak ada satupun wanita yg diberikan tempat duduk. Yg duduk seluruhnya pria, mayoritas masih muda. Duuuh... Bahkan dua orang kakek yg saya lihat sebelumnya pun juga masih tetap berdiri. Mungkin mereka semua yg duduk menganggap serius yg namanya emansipasi wanita (dan emansipasi orang tua juga ya?).

Masih berusaha sabar... Sekitar jam 1/2 2 lewat, saya pun akhirnya mencoba bertanya kepada petugas, berapa lama lagi saya akan dipanggil?

"6 orang lagi ya Mba"

Oke... Akhirnya saya dipanggil pada pukul 2 lewat 15 menit. Saya betul2 penasaran, apa hal yg membuat prosesnya menjadi sedemikian lama. Saya masuk ke dalam bus yg disulap menjadi studio foto mini, lengkap dengan sebuah perangkat komputer untuk memasukkan data. Di situ juga terdapat alat scanner sidik jari, dan mesin cetak SIM. Ketika saya duduk, seorang petugas masih sibuk memasukkan data2 yg saya tulis di form berjam-jam sebelumnya.

Naaah... Ini dia yg membuat prosesnya lama. Ternyata para petugas tidak memiliki cukup sumber daya dan alat untuk mempercepat proses. Coba saja jika terdapat 1 atau 2 orang lagi yg bertugas memasukkan data ke sistem, sehingga ratusan form dapat diselesaikan dengan cepat. Setelah itu, baru orang2 dipanggil untuk langsung foto beserta data yg sudah lengkap tersedia.

Tidak sampai 1 menit setelah data lengkap, scan sidik jari dan tanda tangan, lalu difoto, SIM langsung jadi dan bayar Rp110,000. Fiiuuuh... Sebuah perjuangan yg melelahkan.

Tips untuk teman2 yg ingin memperpanjang SIM di SIM Keliling:
  1. Pastikan bahwa SIM masih berlaku (tidak lewat masa berlakunya)
  2. Cek lokasi SIM Keliling di hari itu, bisa telp ke no (021) 523 4001/02/03/04
  3. Bawa KTP asli dan SIM asli, beserta fotokopinya
  4. Bawa pulpen supaya tidak perlu meminjam2
  5. Datang sepagi mungkin (pukul 08.00 WIB)
  6. Bawa bahan2 bacaan, IPod/MP3 player, Laptop untuk mengisi waktu mengantri. Jangan lupa bawa payung jika tidak tahan panas terik matahari, bisa juga dipakai kalau tiba2 hujan.

Saturday, 18 July 2009

Presents from NEW FRIENDS...!

Hari ini adalah hari pertama long weekend bagi hampir semua orang, tapi tidak bagi saya. Karena harus menyelesaikan pekerjaan yang sudah lewat dari due date, sehingga dapat dipastikan saya akan sibuk hingga hari Senin. Namun tak apa, karena memang tanggung jawab saya untuk menyelesaikannya. Special thanks to Ode, yg sudah sangat membantu sehingga mempercepat proses kerja yg sangat menguras pikiran ini.

Dalam kesempatan yg sempit ini, saya akan memposting berita gembira. Pertama, adalah berita mengenai kemenangan saya dalam kuis yang diadakan oleh Mba FentyFahmi, dan award yang saya peroleh dari Bli Gede Umar.

Mengenai hal yg pertama, berawal dari beberapa pekan lalu ketika saya menerima SMS dari Quinie, yang mengabarkan bahwa di blog FentyFahmi terdapat sebuah kuis mengenai film. Mungkin karena Quinie menganggap saya seorang penyuka film, ia berinisiatif menginformasikan hal tersebut kepada saya.

Saya pun penasaran, kemudian menuju TKP. Mba Fenty membuat sebuah posting mengenai niatnya untuk membagikan sejumlah oleh-oleh, yaitu: boneka2 maskot PON Kaltim beberapa waktu lalu, dan beberapa gantungan kunci manik-manik khas Kalimantan. Untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut, syaratnya adalah menebak judul film dari 10 foto adegan2 film yang terpampang.

Saya pun menjadi tertantang dan memutuskan untuk mengikuti kuis tersebut. Saya lalu berkenalan dengan Mba Fenty dan memohon izin untuk mengikuti kuisnya (semoga Mba Fenty gak tersinggung nih, baru pertama kali mampir tapi berani2nya langsung ikutan kuis, hehe...).

Satu-persatu saya coba untuk menjawab judul filmnya (penuh dengan rasa optimis jawabannya pasti benar, karena hampir semua sudah saya tonton filmnya, hehe...). Namun, saya mengalami kebuntuan pada film nomor terakhir, yaitu nomor 10. Kesulitan yg saya alami karena saya belum pernah menonton film tersebut, juga tidak mengetahui nama aktor dan aktris yang berperan. Setelah beberapa waktu berfikir (sampai sempat pusing dan geregetan karena penasaran), akhirnya saya menyerah, dan menjawab dengan jawaban sebisanya.

Beberapa waktu berlalu, sampai hari Senin kemarin ada sebuah pesan di Shoutbox saya dari Mba Fenty, yang mengabarkan bahwa saya adalah salah satu pemenang kuisnya...! Ternyata walaupun masih ada jawaban yg salah, Mba Fenty berbaik hati untuk tetap menjadikan saya sebagai salah satu pemenang. Horeeeee...!!! Terima kasih Mba Fenty yang baik...!!!

Bagi yg penasaran, inilah hadiah2 yg saya terima beberapa hari yg lalu, datang dari Surabaya:



Mengenai hal yg kedua, adalah hadiah yg amat saya tidak sangka2 sebelumnya. Beberapa hari yg lalu, saya menerima berita di comment box dari Bli Gede Umar, bahwa ia menghadiahkan sebuah award untuk saya! Terus terang saya kaget, karena bisa dibilang saya belum lama berkunjung ke rumah Bli Gede, namun saya sudah mendapat award dari beliau! Sekali lagi saya bertemu dengan sahabat blogger yg amat bermurah hati... Ini dia awardnya:


Sebuah award yg unik, namanya award Profesional Bermoral. Award ini sangat berarti bagi saya. Mengutip Bli Gede, award ini diberikan kepada saya karena beliau menganggap blog saya tetap menjunjung nilai-nilai moral dengan artikel-artikel yang bermanfaat sehingga sering dijadikan rujukan guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di dunia blog. Wadaww... Sebuah kehormatan yg amat tinggi untuk dapat menerima award ini.

Namun bagi saya pribadi, award ini bernilai penting, karena mengingatkan saya untuk menjaga keprofesionalan dalam pekerjaan sehari2 di kantor. Sangat sesuai dengan kondisi saya saat ini, yang sedang berusaha untuk menyelesaikan tanggung jawab atas pekerjaan saya.

Di atas semua itu, saya bersyukur mendapat sahabat2 blogger baru. Ternyata memang benar, nge-blog dapat memperluas persahabatan, pergaulan, belum lagi nilai-nilai berharga lainnya yg ternyata bisa didapatkan dengan blogging. Sekali lagi, terima kasih banyak Sahabat!

Wednesday, 15 July 2009

Happy 25th B-Day, Ari (bukan Ariyanti)

Seorang pria berkulit putih, berbadan tidak terlalu tinggi, berambut gelombang, terlihat sedang sibuk mengambil gelas dari meja2 kerja. Seringkali ia terlihat menenteng kantong plastik berisi makanan yg dititipkan para karyawan untuk makan pagi, makan siang, cemilan sore, hingga makan malam.

Ari Fadillah, nama pria itu. Seorang Office Boy (OB) di kantor tempat saya bekerja. Sehari2nya pria asal Lampung itu bekerja melayani dan membantu para karyawan, dari sebelum karyawan tiba di kantor, hingga setelah mereka semua pulang. Tulus, giat bekerja, murah senyum, senang bercanda, dan riang gembira. Ia juga senang menonton acara live music yang sedang marak ditayangkan di stasiun2 televisi nasional. Tidak hanya menontin di televisi, namun ia rela menontonnya di mall tempat biasa acara2 tersebut digelar. Ingin tahu mengenai gosip artis (maupun gosip politik) yg sedang "panas"? Tanya saja kepada Ari yang selalu ter-update.

Kemarin, 14 Juli 2009, ia berulang tahun ke-25. Dalam rangka ulang tahunnya, ternyata ia membawakan dua jenis keripik singkong pedas, satu bumbu bubuk cabai kering, dan satu lagi dengan bumbu padang, yang khusus ia buat sendiri dibantu oleh tantenya, untuk para karyawan. Rasanya? Luar biasa nikmat!

Sore harinya, beberapa karyawan membuat kejutan untuknya. Mereka membeli kue tart kecil lengkap dengan lilin di atasnya. Ketika ia masuk ke ruangan, kami menyanyikan lagu "Happy Birthday" sambil bertepuk tangan dan memintanya untuk meniup lilin ulang tahunnya sambil mengucapkan keinginannya dalam hati. Senyumnya merekah bahagia, kami pun terharu.

"Selamat Ulang Tahun, Ari. Semoga dirimu panjang umur, dan terima kasih sudah mau kami susahkan (bahkan sering melelahkanmu) selama ini. Terima kasih banyak, semoga sukses...!"

Monday, 13 July 2009

The Lowest Point and Do You Still Remember?

Hhhhh... Hari yg cukup berat dan menguras mental. Yup, betul... Menguras mental, bukan tenaga. Namun akhirnya saya pun mengetahui, ternyata mental yg terkuras pun bisa SANGAT mempengaruhi kondisi fisik (belum lagi mood).

Dampaknya pun bisa lebih parah dari pada hanya kelelahan fisik. Kelelahan fisik dapat diobati dengan beristirahat dan tidur. Namun mental? Butuh sesuatu yg harus bisa meningkatkan spirit dan mood, yang mana hal itu tidak gampang.

Jumat lalu, tiba2 PC saya di kantor ngambek. Awalnya terjadi penurunan tegangan listrik yg menyebabkan beberapa PC mati total. Namun setelah listrik normal, PC-PC yg lain bekerja seperti sedia kala, kecuali milik saya. Bahkan untuk masuk ke sistem operasi pun tidak bisa. Ananta, si IT Officer, segera datang membantu. Namun setelah dicoba berbagai macam cara, tetap saja PC saya ngembek. Sampai akhirnya, PC saya harus "opname" dan dibawa ke kantor pusat untuk diperbaiki.

Sejak itu, saya mengerjakan pekerjaan saya secara manual. Yang membuat saya agak stres, pekerjaan itu menuntut gerak cepat karena sudah dikejar deadline. Hal itulah yg membuat saya memasang status di Facebook tadi pagi: "@ the lowest point of my life." Seharian saya lebih banyak diam, mencoba melakukan apa yg bisa saya lakukan. Ingin menangis, tapi percuma. Menangis tidak akan menyelesaikan masalah saya.

Namun, karena ketanggapan yg tinggi dari para Officer IT di pusat, akhirnya sore tadi PC saya selesai diperbaiki. Masih ada waktu mengejar ketinggalan. They are truly my Heroes...!

Untung saja, di tengah2 nge-dropnya mental hari ini, ada kabar baik datang. Sebuah paket kiriman yg saya tunggu2 akhirnya tiba. Sesuatu yg baru, yg hendak saya coba rintis kembali setelah dahulu pernah gagal, saya akan coba sekali lagi. Thanks to Sis Natazya... Penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini, akan saya share pada postingan saya yg lain ya...

Di perjalanan pulang, seperti biasa saya pulang bersama2 Ode, Tiwow, Ananta, dan Cici. Entah dimulai dari siapa, kami mencoba mengetes ingatan masing2 mengenai hal2 yg didapatkan sewaktu masih di bangku sekolah. Misalnya:

Tiwow: Hayo, masih ingat gak sila ke-4 Pancasila?
Ananta: Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dalam permusyawaratan & perwakilan!
Tiwow: Kalo sila ke-5?
Ananta: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia!
Tiwow: Kalau sila...
Ananta: (menyebutkan sila ke-1, ke-2, dan ke-3 dengan sukses... Bagooosss...)
-----------------------------------------------------------------
Tiwow: Kalau teks Proklamasi?
Ananta, Yanti, Ode: PROKLAMASI (dengan nada dimirip2kan dgn Bung Karno). Kami, bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia...
Yanti: Dan oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan, dan pri keadilan...
Cici, Ode, Ananta, Tiwow: Yeeeeee....!!! Itu sih Pembukaan UUD!
(Selanjutnya, Ananta melanjutkan isi teks Proklamasi dengan sukses... Bagoooosss...)
-----------------------------------------------------------------
Yanti: Kalau gitu coba Pembukaan UUD!
Tiwow, Ode, Cici, Yanti, Ananta: PEMBUKAAN. Bahwa, sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa. Dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan.
..................
.....
............ (semua pada lupa)

(dilanjutkan dengan men-skip satu paragraf)
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini KEMERDEKAANNYA (ngomongnya pada keras, soalnya paling hafal bagian itu saja).

Dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan... (Lho??? Kok ngulaaaanggg...???)

Karena tes mengenai Pembukaan UUD 1945 gagal, kami pun ngobrol ngalor-ngidul mengenai hal2 lucu. Termasuk pengakuan Tiwow yg dulu sempat jadi juara menyanyi lagu2 perjuangan yg jadul (abis...), tapi suara merdunya berubah ketika dia akil balig. Wait... Akil balig? Elo kan cewek Wow??? Kenapa cewek kalo akil balig suaranya malah tambah nge-bass? Wehehehe...!

Intinya, keterpurukan mental saya akhirnya berhasil "disembuhkan" oleh orang2 yg saya sayangi. How lucky I am, surrouded by great people... Thank you so much!

PS: Nod, thank you so much for your support and caring... You really are... Special... :)

Saturday, 11 July 2009

One of My Passions...

Saya cinta musik.

Sewaktu saya masih jauh lebih muda dari saat ini, tepatnya waktu duduk di kelas 1 SMP, saya berkenalan dengan dunia musik. Tak hanya sekedar penikmat, namun kali itu adalah pertama kalinya saya secara resmi bergabung dalam sebuah band.

Band pertama saya waktu itu terdiri dari 4 orang, seluruhnya wanita. Awalnya, kami semua tidak dapat memainkan alat musik apapun. Namun dengan modal nekat (dan rasa penasaran yg tinggi), kami akhirnya diajari bermain musik oleh paman dari salah satu personil. Pada waktu itu, posisi saya di band adalah keyboardist.

Band tersebut hanya bertahan hingga 2 kali latihan saja. Kemudian saya dan si Vokalis bergabung membentuk band baru dengan 3 orang laki2, yang juga murid SMP yg sama, yang mana band tersebut akhirnya didaulat menjadi satu2nya band yg didukung oleh pihak sekolah. Hal ini membuat kami dapat menggunakan alat2 band milik sekolah dengan bebas, asalkan di luar jam belajar. Bahkan seorang guru kesenian juga dengan suka rela membimbing dan mengajarkan kami.

Namun tiba2, seorang personil band kami yg memainkan bass, dikeluarkan dari sekolah karena pelanggaran peraturan yg cukup berat. Jadilah waktu itu band kami "pincang" karena tidak ada pemain bass, dan tidak ada yg bisa menggantikan posisinya. Di tengah situasi yg membingungkan tersebut, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba menggantikan posisinya, menjadi bassist.

Sebelum bermain bass, saya terlebih dahulu belajar bermain gitar. Semua saya lakukan secara otodidak, meminjam gitar teman, membeli buku2 petunjuk bermain gitar, dan berlatih memainkan lagu dari majalah2 Music Book Selections. Sepertinya ayah saya memperhatikan ketekunan saya. Saya masih ingat betapa gembiranya, ketika suatu hari ayah saya kembali dari kantor sambil membawa sebuah kotak besar, yang ternyata berisi gitar! Merk-nya Kaebu, masih sering saya mainkan sampai sekarang.

Setelah bisa bermain gitar, dengan sendirinya saya paham bagaimana bermain bass. Sejak itu, saya resmi menjadi bassist di band tersebut. Lagu2 yg dimainkan saat itu adalah lagu2 dari Cranberries, Green Day, Oasis, dan band2 lain yg waktu itu sedang terkenal. Tak ketinggalan lagu2 dari band favorit saya, Nirvana.

Band tersebut bubar ketika kami melanjutkan SMA ke sekolah yg berbeda. Di SMA saya tidak nge-band lagi, sampai pada akhirnya saya bergabung dengan band kenalan teman saya. Band tersebut hanya memiliki 3 personil (termasuk saya), dan kami masing2 berasal dari sekolah yg berbeda. Dari band inilah saya kenal dengan aliran musik blues dan jazz, yang akhirnya membuat saya jatuh cinta dengan kedua jenis aliran tersebut hingga sekarang.

Lagi2 band tersebut harus bubar karena kami meneruskan kuliah di kota dan negara yg berbeda. Si Drummer tetap di Jakarta, si Guitarist kuliah di Amerika, dan saya sendiri meneruskan kuliah di Bandung. Namun tak lama kuliah di Bandung, saya kembali tergabung dalam sebuah band baru. Kali ini personilnya berjumlah 7 orang, dan hanya fokus pada aliran musik jazz dan blues. Saking seriusnya, saya bersama si Drummer dan si Guitarist sampai mendaftar di sekolah musik Purwacaraka Bandung, hanya untuk mendapatkan dasar2 musik (membaca not balok, ketukan, dsb), hingga cara2 memainkan alat musik masing2 dengan cara yg "benar".

Beberapa tahun berlalu, namun akhirnya band tersebut pun harus bubar. Apalagi ditambah si Keyboardist tiba2 meninggal dunia karena kecelakaan, ketika dirinya bersama dengan keluarganya sedang merayakan keberhasilannya meraih gelar sarjana.

Beberapa tahun berlalu sejak saya terakhir bermain band, hingga suatu saat atasan saya di kantor menawarkan kesempatan untuk membantu dalam sebuah proyek yg sedang dilakukan oleh suaminya. Proyeknya adalah: bermain band untuk acara di kantornya, membawakan 10 lagu Led Zeppelin.

Awalnya saya ragu2 menerima tawaran tersebut, karena sudah lama tidak bermain bass. Namun dorongan untuk merasakan kembali hawa panggung, suara nyaring sound system, dan kenikmatan bermain musik dalam sebuah band sangatlah kuat, akhirnya saya menerima dengan senang hati.

Ternyata, saya sangat bersyukur dengan keputusan tersebut Akhirnya, beberapa bulan yg lalu, saya kembali bisa bermain bass, membawakan lagu2 yg sejak dulu saya sukai, disertai dengan balutan chemistry yg kuat antar personil band (padahal mereka baru saja saya kenal), hingga mendengarkan sorakan riuh penonton, yang saya kira sudah tidak mungkin lagi saya dapatkan. Sayang, itu hanyalah proyek sekali waktu, bukan permanen.

Saya sangat menikmati saat2 itu, sambil terus bertanya-tanya, apakah di kemudian hari saya bisa mendapatkan hal seperti itu lagi? Jadi, bagi kalian yang memiliki mimpi, bersyukurlah jika kalian berhasil mengejar mimpi itu. Karena banyak orang yg belum memiliki kesempatan seperti yg kalian dapatkan.

Thursday, 9 July 2009

Presents from YOU...

Alhamdulillah... Lagi2 postingan kali ini mengenai Awards yg saya terima dari sobat2 Blogger... Sebelum dan sesudahnya, saya ucapkan terima kasih banyak ya pada pemberi Award yang amat bermurah hati...

Award pertama datang dari Ajie. Awardnya bagus, bergambar Detektif Conan, salah satu karakter komik favorit saya.


Award kedua diperoleh dari Ceu Sovi. Award ini lucu, gambar penguin mirip tokoh "Mumble" di film Happy Feet. Katanya, award ini melambangkan persahabatan dan kasih sayang... Manisnyaa... :)


Award yg ketiga terdiri dari dua award sekaligus, saya dapat dari Iwan yang suka berbagi ilmu. Award yg pertama saya suka karena ada gambar anjingnya (saya suka sekali anjing, hehe...), dan award yg kedua saya juga suka karena membuat saya merasa dicintai para blogger (jangan2 ge-er yah, xixixi... Gapapa deh...).



Award yg terakhir sebetulnya saya pernah dapat dan saya pernah teruskan juga ke sobat2 blogger, namun ternyata award tersebut kembali lagi kepada saya, dari sobat Danu. Senangnyaaa... Ternyata benar kata pepatah, itikad baik yg kita berikan ke orang lain, suatu saat akan kembali kepada kita. Lagipula, dengan kembalinya award ini, lagi2 saya diingatkan untuk selalu tak henti-hentinya mencintai lingkungan di sekitar saya...


Sebetulnya di antara award2 itu ada beberapa instruksi detil yg harus dilakukan. Namun karena keterbatasan waktu dan kelelahan yang teramat sangat setelah pulang dari kantor, mohon maaf terpaksa saya skip dulu ya...

Sebagai gantinya, dengan tidak mengurangi rasa hormat, seluruh awards di atas akan saya persembahkan terutama kepada SELURUH Sobat2 Followers My BLUES... Special thanks for all your supports...! Semoga award2 tersebut akan selalu mempererat tali persahabatan kita, dan maju terus per-Blog-an Indonesia...!

Tuesday, 7 July 2009

Can I Become A Good Aunty?

Saya sudah menjadi seorang "Tante".

Pastinya bukan Tante Girang. Bukan juga wanita setengah baya yang biasa disebut "Tante-tante". "Tante"yang dimaksud di sini adalah wanita yang sudah memiliki keponakan. Kata lain dari "Tante" sejenis itu adalah Bibi (menurut buku pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 1 SD) dan Aunty (dalam kamus Webster atau Google Translate).

Saya sudah memiliki keponakan. Keponakan-keponakan yang berasal dari sepupu2 saya, karena saya sendiri tidak memiliki kakak ataupun adik, alias anak tunggal. Keponakan saya kini berjumlah 5 orang, dua laki-laki dan tiga perempuan. Yang laki2 berasal dari sepupu saya dari pihak ibu, dan yg perempuan berasal dari sepupu dari pihak ayah.

Keponakan pertama bernama Dika. Seorang anak laki-laki yang aktif, lucu, periang, tubuhnya berisi, dan sudah duduk di bangku sekolah dasar. Dika adalah anak pertama (dan masih satu2nya) dari kakak sepupu tertua saya dari pihak ibu. (Kemungkinan besar) Karena pengaruh ayah dan pamannya, kecil2 dia sudah menjadi penggemar klub sepak bola asal Inggris, Manchester United.

Keponakan kedua bernama Disha, putri pertama dari kakak sepupu tertua dari pihak ayah. Disha cantik, berpipi tembam, berkulit putih, lucu, dan tak pernah puas berceloteh. Meskipun masih balita, ia sangat suka sekali dengan binatang. Matanya selalu berbinar2 ketika melihat ikan2 di akuarium2 milik ayah saya (yg dijuluki "Bapak Ikan", karena banyak memelihara ikan), kura2 peliharaan adik sepupu saya, dan senang berkejar2an dengan Frodo, kucing persia peliharaan saya.

Ketiga adalah Safia, adik dari Disha. Safia baru lahir beberapa bulan yg lalu. Bayi ini wajahnya sangat mirip dengan almarhum Eyang Putri saya dari pihak ayah. Saking miripnya sampai2 kami sekeluarga sempat tertegun dan terharu ketika melihat wajah lonjongnya, karena ingat Eyang Putri yang sudah pergi meninggalkan kami.

Keempat adalah Dara, anak dari kakak sepupu yg nomor dua, masih dari pihak ayah. Sama seperti Disha, Dara cantik, badannya sempat gemuk namun sekarang lebih proporsional, lincah, dan mulai cerewet. Dara sangat suka serial Barney, si dinosaurus berwarna ungu. Dara agak pemalu jika bertemu orang baru. Namun tidak lama, pasti dia segera merasa akrab dan kembali cerewet, hehe...

Terakhir adalah Iel, putra pertama dari adik sepupu saya dari pihak Ibu. Meskipun dilahirkan ketika masih berumur 8 bulan di kandungan, Iel semakin tumbuh menjadi bayi laki2 yg kuat, dengan suara tangis yg kencang dan lantang (memang bawaan dari keluarga niy, hehe...). Dan seperti Dika, sepupunya, sepertinya ia berpotensi untuk menjadi penggemar klub Manchester United di bawah umur, hehe...

I love them all... Mungkin karena dasarnya saya suka dengan bayi dan anak2 kecil, mereka semakin menjadi sosok2 yg sangat istimewa bagi saya. Walaupun merekalah yg berperan dalam mengesahkan julukan Tante kepada saya, namun saya sangat tidak keberatan dengan hal itu. So what? I'm proud to become an Aunty, especially their Aunty. It feels like I'm the luckiest Aunty in the world...

Apakah ada yg tahu bagaimana caranya saya bisa menjadi Tante yg terbaik untuk mereka semua?

Sunday, 5 July 2009

My First 3D-Movie Experience

Teman2 sudah mencoba menonton film 3 Dimensi (3D) di bioskop? Saya yakin pasti ada yang sudah, namun pasti juga ada yg belum. Saya sudah lama ingin mencoba menonton film bioskop 3D, namun akhirnya kesampaian juga pada Kamis (2 Juli) yang lalu.

Film 3D pertama kali yg saya tonton adalah Ice Age: Dawn of the Dinosaurs. Bagi yg ingin tahu ulasan filmnya, sudah saya posting di Our Cinema Sanctuary. Sebetulnya ide untuk menonton film ini sangat spontan. Awalnya Ode yang mengajak saya menonton sekuel ketiga film Ice Age tersebut. Setelah saya tengok ke website Blitz Megaplex, ternyata di sana memutar film tersebut namun dalam format 3D. Saya pikir, sepertinya ide yang bagus untuk mencoba menonton film 3D untuk pertama kalinya.

Sepulang dari kantor saya langsung meluncur ke Blitz Megaplex Grand Indonesia. Saya tiba sekitar pukul 18.30 WIB dan langsung menuju konter pembelian tiket. Bersyukur, karena untuk pertunjukan berikutnya kursi masih tersedia sekitar 50% dari kapasitas, termasuk beberapa kursi di bagian atas. Kursi dipilih, transaksi jual beli berjalan, menghasilkan dua tiket di posisi barisan ke-dua dari belakang. Perfect.

Mendekati jam pertunjukan, saya dan Ode membeli camilan untuk dinikmati sambil menonton film. Kami membeli paket 1 porsi Pop corn berukuran besar dan dua buah air mineral. Yang kami suka dari Blitz Megaplex adalah bisa membeli 1 porsi Pop corn dengan dua rasa yang berbeda: salty (kesukaan saya) dan caramel (kesukaan Ode), jadi tidak perlu membeli 2 porsi pop corn untuk mengakomodir kesukaan kami yg berbeda.

Kami juga membeli snack ala Meksiko, Nachos with Cheese. Ooohhh... This food is very recommended! Keripik berbentuk segi tiga dengan bumbu keju cair yg lezat. Tidak heran jika snack tersebut tidak dapat menyelamatkan dirinya, bahkan tidak sempat masuk ke dalam studio karena sudah kami lahap habis, xixixixi...

Ketika masuk ke studio, kami diberikan (ups... maksudnya dipinjamkan) kaca mata hitam untuk digunakan ketika menonton film. Ternyata kaca matanya didesain tanpa penyangga hidung tambahan, jadi kaca matanya akan terus-menerus merosot dengan sukses dari hidung saya yang pesek, hehe... Tapi hal itu tidak akan menghalangi semangat saya menonton film 3D.

Ketika filmnya dimulai, terdengar decak kagum dari para penonton, termasuk juga saya. Efek yang ditimbulkan menurut saya cukup luar biasa dan memanjakan mata. Dengan format 3D, terlihat seperti ada jarak antara para tokoh dengan latar belakangnya, sehingga tokoh2nya terlihat menonjol seperti sedikit berada di luar layar film. Karena efek ini, adegan2nya terlihat lebih menarik dan lebih seru, terutama untuk adegan2 jatuh ke jurang, berayun di antara pepohonan, dsb. Oh ya, film ini tidak dilengkapi dengan teks kemungkinan karena perihal teknis 3D-nya.

Harga tiket film 3D ini memang lebih tinggi dari pada harga film biasa. Di Blitz sendiri, harga tiket filmnya adalah Rp50,000 (Senin-Kamis) dan Rp100,000 (Jumat-Minggu/Hari besar). Namun untuk mendapatkan pengalaman unik dan seru, mengapa tidak dicoba?

Well, itulah pengalaman menonton film 3D pertama saya. Sekarang (mumpung sempat) mau blogwalking dulu ah...

Thursday, 2 July 2009

And the Award Goes To....

Well, sepertinya akhir-akhir ini ranah Blog sedang mengalami musim bagi-bagi awards. Alhamdulillah, ternyata saya kecipratan juga, hehhee... Jadi langsung saja saya share yaa...

  • Award ini adalah award yang berasal dari kemurahan hati Attayaya, yang tidak pernah mengenai kata lelah untuk menyuarakan semangat menjaga lingkungan di sekitar kita. Saya kadang masih suka terlupa (tanpa sengaja) menjaga lingkungan tempat di mana saya selama ini hidup, namun semoga dengan adanya award ini semakin mengingatkan saya dan juga teman2 akan pentingnya lingkungan hidup, dimulai dari lingkungan di sekitar kita. Mengutip Bang Atta, bagi teman2 yang belum punya award ini, silakan segera mengambilnya.


  • Award2 berikutnya adalah award dari Buwel, yang selalu mewarnai blognya dengan puisi-puisi maha dahsyatnya.



Sesuai dengan instruksinya untuk meneruskan award2 ini ke 5 orang teman, maka saya berikan award kepada:

@Arnold Linting, yang tidak pernah lelah menyemangati saya untuk terus tetap menulis,
@Quinie, salah satu role model saya untuk bisa menjadi blogger seperti dia,
@MrPsycho, blogger paling unik, dengan tulisan2nya yg unik (jangan tanya uniknya seperti apa, susah untuk menjelaskan, pokoknya: unik),
@Aisha, blogger baik hati yang suka memberi tips2 penting di blognya,
@JengSRI, yg review2 mengenai bukunya saya sangat suka!

  • Award yg berikutnya saya terima dari sahabat jauh (jaraknya) di Saudi Arabia, yaitu Aisha. Berkat blog, kita akhirnya bisa saling mengenal dan menjadikan kita menjadi dekat tanpa batasan negara dan samudera.


Syarat2nya:
1. Buatlah postingan yang memuat gambar award ini di blogmu.
2.Sebutkan siapa yang memberikan award beserta link blognya.
3.Hadiahkan award ini kepada 10 sahabatmu.
4.Kunjungi blognya dan beritahukan kalau ada award dari kamu untuknya.
5.Lakukan hal yang sama seperti memberi award ke kamu.

Jadi, 10 orang yang saya anugerahi award ini adalah:
Genial; Buwel; Danu Saputro; Keumala; Yanuar; Kang Dwi; Ferdi; Trimatra; Anak Nelayan; Ichsan Wahyudi

  • Nah, award yang terakhir juga sangat istimewa, didapat dari kawan kita yaitu Seti@wan Dirgant@Ra, dalam rangka memperingati postingan ke-100 dalam blognya.


Award ini saya dedikasikan kepada seluruh teman2 blogger yang jumlah posting-nya belum mencapai 100 buah, agar teman2 selalu bisa bersemangat untuk terus menulis dan memberi warna-warni pada dunia Blog.

Atas kemurahan hati para pemberi awards, saya ucapkan terima kasih banyak yaaa... :)
Good luck to you all...!!!

Wednesday, 1 July 2009

"Our Cinema Sanctuary" is Launched!

Bersama ini kami sampaikan, bahwa Blog baru berjudul Our Cinema Sanctuary resmi diluncurkan pada hari ini, Rabu 1 Juli 2009 di Jakarta. Blog ini diresmikan oleh dua orang blogger (yang suka mencoba-coba dan bereksperimen), yang juga disaksikan oleh para rekan-rekan sesama blogger yang membaca posting ini.

Our Cinema Sanctuary dibuat atas keinginan dua blogger pecinta film, yang memiliki hasrat untuk berbagi pendapat dan bertukar fikiran mengenai film-film yang beredar di Indonesia, bahkan di dunia. Our Cinema Sanctuary dibuat tanpa bermaksud mengandung unsur-unsur pemaksaan kehendak atau pendapat kepada para pembacanya, namun hanya memberikan salah satu pertimbangan di antara banyak pendapat mengenai film. Pada akhirnya, pembaca tetap bebas untuk memilih, apakah setuju ataupun tidak setuju dengan ulasan yang kami buat dalam Our Cinema Sanctuary.

Beberapa postingan yang ada di Our Cinema Sanctuary merupakan postingan yang sudah kami buat sebelumnya di blog-blog kami, khususnya yang mengenai ulasan/review film. Selain itu, kami memohon maaf jika di Our Cinema Sanctuary masih ada fungsi2 yang belum sempurna, yang akan kami perbaiki seiring dngan perkembangannya.

Sekian informasi yang kami sampaikan. Mohon maaf jika terdapat kata2 yg tidak berkenan, dan terima kasih banyak atas perhatiannya.

Selamat menikmati...!


PS: Hehehhee... Saking seringnya bikin pembukaan buat launching di kantor, malah kebawa2 sampai ke sini, xixixii...